Semenjak pandemi COVID-19 melanda, banyak UMKM di Indonesia yang mempertahankan bisnisnya melalui digitalisasi. Upaya digitalisasi UMKM ini biasanya dilakukan dengan cara “memasukkan” bisnis ke dalam saluran digital seperti media sosial atau e-commerce agar dikenal luas secara online. Di sini, sebagai pelaku UMKM, kita harus memanfaatkan sebaik mungkin internet, media sosial, dan beragam e-commerce.
Digitalisasi UMKM memudahkan sekaligus meningkatkan. Memudahkan untuk mempertahankan bisnis dan mampu meningkatkan potensi dikenal oleh pasar selain domestik, yaitu global. Terlebih di masa pandemi COVID-19 di mana setiap UMKM berusaha untuk semaksimal mungkin membuat bisnisnya survive. Ekspor adalah satu satu caranya.
Semakin ke sini, semakin banyak pelaku UMKM yang menyadari betapa pentingnya digitalisasi bagi bisnisnya. Digitalisasi UMKM terbukti dapat meningkatkan penjualan. Berdasarkan data dari Kemenparekraf, UMKM sektor kuliner di Bandung mendapatkan 60-70% peningkatan penjualan sejak bergabung ke dalam salah satu program e-commerce lokal.
Kategori UMKM Non-Makanan
Mungkin sebagian besar dari kita mengenal bahwa UMKM di Indonesia tentang makanan lokal, frozen food, atau camilan khas. Hal ini tentu tidak mengherankan memang sebab sektor kuliner menjadi penyumbang terbesar dari keseluruhan sektor. Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, rata-rata sektor kuliner 43% dari total PDB ekonomi kreatif. Selain kuliner, nyatanya masih banyak kategori UMKM non-makanan lainnya, di antaranya adalah sebagai berikut.
Fashion
Kategori fashion atau tekstil merupakan produk-produk yang mencakup pakaian, sepatu, dan aksesoris. Untuk diekspor, biasanya produk ini dikemas dalam kuantitas yang besar. Terlebih lagi pada masa-masa tertentu, seperti hari raya atau minggu-minggu masuk sekolah.
Cenderamata
Dalam hal ini, cenderamata atau suvenir juga mencakup beragam produk khas daerah tertentu yang biasanya hanya ada di daerah tersebut. Kerajinan kayu, lukisan kayu, tas anyaman, dan tas rajut adalah contohnya.
Otomotif
Bisnis seperti sparepart kendaraan dan peralatan bengkel termasuk ke dalam kategori ini. Sekali ekspor, biasanya kategori otomotif akan memberikan laba yang cukup menguntungkan.
Furnitur
Beragam furnitur mulai dari kursi anyaman rotan, hingga meja kayu jati merupakan kategori UMKM non-makanan yang berpotensi besar untuk masuk pasar global. Hal ini karena Indonesia memiliki banyak furnitur lokal yang memang banyak digemari oleh orang luar.
Berbicara tentang produk UMKM non-makanan, kali ini Rayspeed Asia menghadirkan promo Monstober lho! Promo khusus pengiriman dengan destinasi tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Dengan Monstober, kalian bisa mengirim produk berat dan besar tanpa takut ongkos kirimnya besar!
Rayspeed Asia mendukung penuh UMKM lokal untuk mengekspor produk-produk selain makanan, seperti yang telah disebutkan di atas. Dengan beragam promo spesial lainnya, kalian bisa memanfaatkan promo Monstober yang berlaku setiap harinya. Info selengkapnya tentang promo spesial, bisa cek di sini.